Tanpa ada satu orang pun yang mengenakan baju bersablon ”My Trip, My
Adventure”, Alhamdulillah Trip Tracks Bogor kali ini berjalan dengan sangat
menyenangkan, meskipun beberapa kali mengalami masalah di perjalanan.
Mengawali hari dengan menunggu pasukan di Stasiun Bogor, hanya 3 orang
partisipan yang ikut dari meetpoint
ini. Saya, yang merupakan anak baru di Tracks Bogor, Om Abay, selaku yang punya acara, dan Angga, yang juga partisipan baru di tracks
Bogor. Dikarenakan tidak ada lagi yang ditunggu, sekitar pukul 8 kami berangkat
menuju meet point 2 di Cibinong City Mall. Di sana sudah ada beberapa orang
yang sudah stand by, ada Fauzi, Irpan dan Pacarnya Sely. Setelah menunggu
beberapa lama, satu persatu partisipan mulai berdatangan, mulai dari Teh Khoi,
Om Dejo, dan terakhir Ridwan. Tanpa menunggu waktu lebih lama akhirnya pada
pukul 9 lebih kami bersembilan berangkat via Citeureup.
Sekitar pukul 11 kurang akhirnya rombongan Tracks kali ini sampai dengan
selamat di tempat tujuan. Namun, bukan berarti kami bisa sampai tanpa kendala. Di perjalanan yang tinggal ¼ menuju curug, rantai motor Angga tiba-tiba
saja lepas dari gearnya. Entah memang karena beban yang diangkut motornya
terlalu berat, secara motor Smash itu mengangkut 2 tubuh tambun Angga dan Saya,
atau memang saya membawa sial untuk
Angga. (Tertawa sedih)
Setelah dibantu sepuh-sepuh Tracks, akhirnya motor Angga kembali sehat.
Namun dipejalanan berikutnya, saya disarankan untuk pindah tebengan ke motor
Ridwan. Setelah dirasa aman, kami kembali melanjutkan perjalanan yang tinggal
satu tembakan meriam. Namun, musibah kembali lagi menghampiri Angga, di area
jalan yang licin oleh lumpur basah, motornya yang dikendarainya terjatuh
karena. Alhasil motornya rusak di bagian body, namun syukurnya tidak ada luka
berarti yang didapat Angga. Dan saya kembali dialihkan kembali yang
tadinya nebeng ke Ridwan kini berganti ke motor Fauzi.
Kembali ke Curug, dari tempat parkir hingga ke spot main air kami harus
berjalan sekitar 20 menit. Dengan track yang saya rasa berbahaya mengingat
masih tertutup lumpur, terlebih pada saat musim hujan. Ditambah jalur yang naik
turun membuat kami terpaksa berhenti beberapa kali untuk mengambil napas. Tapi,
semua rasa lelah dan takut itu terbayar sudah ketika sampai di Curug Pertama,
Curug Ciburial.
Tanpa ba-bi-bu kami langsung mencari spot istirahat dan langsung
berfoto-foto, sedangkan Om Dejo langsung sibuk merakit Hamoc di
antara aliran Curug. Dimulai oleh Fauzi yang mencemplungkan dirinya ke air,
akhirnya saya dan teman-teman lain mengikuti jejaknya bermain air. Tempatnya
sendiri cukup nyaman, ada dua air terjun, yang pertama hanya aliran air dari
curug di atasnya dan yang lainnya adalah air terjun Ciburial itu sendiri.
Setelah asik bermain air di sini, pada pukul 12 siang kami langsung
berpindah ke curug ke 2, Curug Kembar. Curug ini berada
satu tingkat di atas Curug Ciburial. Yang namanya kembar pasti lebih dari satu
dan di sini memang ada 2 curug yang merupakan 1 curug secara keseluruhan, hanya
arusnya saja yang dibelah menjadi 2. Di sini kami lebih gila-gilaan main air
layaknya bocah bermain hujan. Pada pukul 1 kami melanjutkan ke curug terakhir,
Curug Hordeng.
Kenapa disebut Curug Hordeng? Mungkin karena bentuknya yang lebar layaknya
Gorden yang terbentang. Curug ini berada satu tingkat lebih atas dari curug
kembar, sekaligus menjadi curug tertinggi di areal Per-curug-an ini. Di Curug Ini kami tidak terlalu menikmati serunya
bermain air. Dikarenakan terlalu ramai oleh pengunjung sehingga kami tidak
leluasa bermain air di Curug ini. Katanya sih, jika ingin datang ke sini,
rutenya memang harus dari Curug Tertinggi dulu, Curug Hordeng, baru ke curug-curug
selanjutnya yang ada di bawahnya, jadi tidak usah naik track lagi.
Pada pukul 2 siang kami memutuskan untuk pulang. Track yang terjal nan
licin kami tempuh kembali. Setelah bersusah payah naik turun bukit akhirnya
kami sampai di tempat cuci mandi bilas. Selepas bilas dan sholat dzuhur, kami
langsung pergi ke tempat parkir. Sejenak mengisi perut yang sudah keroncongan
dengan semangkuk InTel. Sekitar pukul 4 sore kami lepas landas pulang, Om Dejo
dan Teh Khoi memilih jalan pulang via
Citeureup kembali sedangkan
Saya, Abay, Ridwan, Fauzi, Irpan, Sely, dan Angga memilih jalan pulang lewat
Sentul City via Leuwi Hejo.
Dengan rasa senang yang masih terasa hingga hari ini, saya merasa sangat
bersyukur bisa ikut nimbrung ngetracks bareng Tracks Bogor. Meskipun newbie,
saya merasa seperti sudah berteman lama dengan parah sepuh di sini. Semoga trip
berikutnya bakal lebih gila dengan destinasi wisata yang lebih menyenangkan.
Maaf kalau tulisan ini terlalu panjang, karena saya memang suka menulis
panjang-panjang (Tertawa). Terima Kasih kepada Komunitas Tracks Bogor, para
trackers 10 April 2016 ini, khususnya Angga, Fauzi, Ridwan, dan Abhay karena
mau ngasih tebengan ke saya (Ngakak).
Sisanya saya belom sempet upload. :)
0 komentar :
Posting Komentar